Rabu, 17 September 2014

BERLARI MENUJU DIRIMU TAK PERNAH BOSAN
KU MELAKUKAN MESKI ITU HANYA PIKIRAN
TAPI AKU MENIKMATINYA

Selasa, 16 September 2014

"RINDU"

Detik ini dia kembali bersama kata-kata
Kata-kata yang menemani hatinya
Berharap akan muncul kata-kata harapan
Harapan akan adanya penawar kerinduan

Ahh..sungguh rasa penuh ironi
Dia terjebak pada rindu-rindu yang berduri
Separuh imajinasinya dalam kegundahan
Gundah gulana dalam kerinduan

Kini dia diam dalam kata-kata
Lisannya tak mampu bicara
Tapi hatinya setia menyapa malam
Menitipkan rindu yang terpendam
 Aramtul. Makasasar.  16.09.14

Rabu, 10 September 2014

"SISI DEMOKRASI"


Perjalanan ini menjadi saksi,  tertatih dalam reformasi, ditipu oleh para politisi.
Yang katanya beri bukti bukan janji, begitulah dalam orasi.
Tapi nyatanya mereka hanya mencari koalisi, bukan solusi.
Membentuk koalisi untuk bagi-bagi posisi.
Koalisi dagang sapi, penuh transaksi.
Ribuan politisi yang berebut kursi DPR RI.
Mereka sangatlah berambisi, saling memperebutkan posisi.
Berkompetisi meski tak miliki kompetensi.
Visi misi hanyalah basa basi.
Penuh tendensi untuk mobilisasi.
Saling profokasi membakar arogansi.
Mereka gila apresiasi, tapi tuli aspirasi.
Mereka hanya berinfestasi, tidak segan untuk korupsi.
Tanpa peduli, uang rakyat mereka habisi.
Tidak takut masuk jeruji besi, sebab mereka bisa membayar polisi.
Janji para politisi, hanya sebuah ilusi.
Reformasi berganti revolusi, hanyalah pergantian pergerakan pada sistem demokrasi.
Para oposisi berorasi mengkrtik para koalisi, sebab mereka pun mengincar posisi.
Mereka telah memperjualbelikan konstitusi, membuktikan bobroknya birokrasi.
Konstitusi tak ada lagi bedanya dengan prostitusi.
Inilah demokrasi yang tidak memberikan solusi.
Semuanya serba basa basi dan berlindung dibalik hak asasi.
Kami butuh inspirasi, untuk sebuah transformasi.
Bukan para pengumbar janji, tapi pejuang aspirasi.
Ini bukan cerita fiksi, tapi fakta yang kontradiksi dengan visi misi

Rahmatullah Andi Arno / Makassar ; 14.04.2014

“POLITIK DAGANG SAPI”

Dengan semangat berapi-api
Para politisi mengumbar janji
Mereka silih berganti berorasi
Padahal itu hanya basa basi
Sebab mereka butuh kursi

Mereka mengumbar janji yang tak pasti
Banyak bicara tanpa ada aksi
Kita torang basudara katanya, sebelum mereka memperoleh kursi
Setelah dapat, apa daya kita saudara tiri
Kami menagih janji, turun aksi, mereka tak peduli

Mereka hebat bagi-bagi
Untuk keluarga sendiri
Mereka bukan lupa dengan janji
Baginya janji bukan untuk ditepati
Janji hanya umpan untuk mendapatkan kursi

Suara mereka beli
Mempermainkan regulasi
Menghalalkan segala cara, tanpa peduli
Menutup kuping, pura-pura tuli
Demi sebuah kursi

Itulah politik dagang sapi
Komunikasi transaksi jual beli
Setelah dapat, mereka tidak akan kembali
Merasa kurang, mereka akan korupsi
Salah satu contoh, mereka korupsi impor daging sapi


Rahmatullah Andi Arno  / Makassar ; 14.04.2014

Sabtu, 06 September 2014

GALAKSI CINTA

Galaksi itu ada sejak manusia pertama kali tercipta. Disana hidup para hati yang terjebak dalam ruang tunggu tanpa tepi waktu. Bersemedi, menanti bagian jiwa yang terbelah sejak lama. Mereka yang menysun saf semesta, bertawaf dalam lingkaran purba bernama… galaksi cinta.

       Sejak ledakan besar dahulu, Galaksi cinta ditaburi sejuta matahari yang terangnya 1000 kali lipat lebih cemerlang disbanding matahari milik bima sakti.

       Para penghuni galaksi cinta akan duduk bergerombol diatas bukit yang ditumbuhi ilalang berbulu lembut. Angin memainkan musik menabuh sepi dan kerinduan yang kronis. Mereka saling bercerita tentang kisah yang sama. Diulang-ulang, tetapi tidak pernah mendatangkan rasa bosan.

        Ada yang tersenyum sambil membisikkan dendang langkah. Lagu yang sudah tidak dikenali generasi masa kini. Punah dikunyah masa. Bibirnya tersenyum, tetapi matanya melelehkan air mata. Ia teringat tatapan mata belahan hatinya.

       Jika engkau cinta, tataplah seperti itu tidak mungkin dusta. Tatapan yang tidak mungkin aku tukar dengan gunung emas. Tatapan kasih yang tak terbatas. Seolah tak cukup kau serahkan seluruh hidup. Tatapan yang tertinggal oleh waktu, mustahil diulang. Sebab belahan jiwanya terlanjur mengangkasa. Meninggalkan dia di galaksi cinta. Membiarkan menunggu tanpa tenggat waktu. Rasanya, melanjutkan hidup sekedar menghitung mundur menuju kematian. Namun, dia rela. Engkau mengatainya bodoh. Namun dia rela.

Jumat, 27 Juni 2014

Rentang perahu Maiyah dan rangkaian bunga-bunga
Pengantin jagat raya penabur cahaya ke Bumi yang menderita
Dinikahkan oleh Baginda Khidlir sang Penghulu sepanjang masa
Manusia dan alam semesta dipersuami-istrikan
Denyut suami memperistrikan, pergerakan istri mempersuamikan
Membangun rumah tangga daratan dan lautan
Tajalli Sang Hyang dengan semua makhluk ciptaan cinta-Nya
Ruwatan tanah memohon, ruwatan pohon mengembang
Ruwatan kembang membuah, ruwatan buah mengAllah
@Komunitas Kenduri Cinta

Cinta dalam sebuah kisah

Terlihat beberapa orang tamu hadir dengan menggunakan busana yang indah dan rapi.  Kedua calon pengantin pun bersiap-siap menyambut detik-detik mereka mengikat janji sehidup semati.

Pengantin laki-lakinya bernama Rowden Go dan yang wanita Leizel May. Sayang, kondisi kesehatan Rowden tak memungkinkan sehingga dirinya tak bisa menanti sang calon istri di depan altar.

Rowden terbaring lemah di ranjang rumah sakit dengan mengenakan kemeja putih dan bunga terselip di saku kanan dan selang pernafasan menancap di hidungnya. Ibu dan dua saudara lelaki Rowden mendorong tempat tidurnya ke arah ruangan pernikahan.Tak lama berselang, sang pengantin wanita, Leizel, beserta putri mereka yang berusia 2 tahun, Zakiah Rowzel, memasuki ruangan dengan busana pengantin serba putih.

Seharusnya, pernikahan itu digelar di bulan Juli, tepat di hari ulang tahun Rowden yang ke-30. Tapi bulan Mei silam, Rowden didiagnosa mengidap kanker hati stadium empat. Dengan perkembangan sel kanker yang ganas, Rowden diperkirakan tak berumur panjang.Karena itu, sebelum ajal menjemput, Rowden ingin menuntaskan satu mimpinya, menikahi Leizel.

Akhirnya pernikahan tersebut digelar di ruangan rumah sakit. Tamu dari keluarga dan teman dekat keduanya terlihat berbahagia dan menyaksikan upacara pemberkatan pernikahan yang khusyuk sekaligus mengharukan. Air mata pun terlihat di banyak wajah tamu yang hadir, tak kuasa menahan haru.

Sayang, setelah pernikahan yang digelar 11 Juni 2014 itu, hanya berselang 10 jam, Rowden harus menghembuskan nafas terakhirnya. Tapi syukur, karena sebelum meninggalkan dunia ini, Rowden sudah memenuhi janjinya menikahi Leizel, belahan jiwanya.

Adegan pernikahan Rowden dan Leizel dengan indahnya direkam dalam sebuah video yang kemudian diunggah oleh salah seorang adik Rowden ke youtube.

Kamis, 26 Juni 2014

BELIEVE I CAN

Saya percaya, saya punya kemampuan dan bisa melakukan dan menyelesaikan  semua itu. Ini hanya fase. Kelak akan kuceritakan pada generasi setelahku bahwa perjuangan itu tidak mengenal titik akhir.

Minggu, 20 April 2014

Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah. Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu. Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar tahun kelahiran matahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhati-hati.
Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan
manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya. yang diturunkan dua
juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan
lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi.
Perjalanan manakah yang kau kan tempuh?
Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya
alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau. perjalanan
agung kedalam diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh
cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta.
PERJALANAN MANAPUN YANG KITA PILIH, KITA SEMESTINYA DISADARKAN BAHWA TIADA SEGALA SESUATU INI TERCIPTA TANPA RAHMAT DAN CINTA KASIH YANG MELIMPAH-RUAH. KARENA ITU, SESAMA KAKI YANG BERPIJAK DI BUMI, SESAMA KEPALA YANG MENJULANG KE LANGIT, TIADA BENANG PENGIKAT YANG PANTAS
DITAMBATKAN SELAIN HIDUP SALING MEMBERI, SALING MENERIMA, DAN SALING MENCINTAI.

Minggu, 30 Maret 2014

INTELEKTUALITAS AKAN LUMPUH AKIBAT VIRUS ITU "......" . RASIO TIDAKLAH BOLEH MENDOMINASI RASA. HARUS ADA KONSEP KESEIMBANGAN KEDUANYA. SEBAB TUHAN PUN MENCIPTA SEMESTA DENGAN KESEIMBANGAN. @aramtul.

Kamis, 06 Februari 2014

Gelora Putih abu-abu




Putih abu-abu, Itulah identitas kami
Semangat yang menggebu, Itulah keseharian kami
Prestasi dan arogansi penghias jalan yang kami lewati
Merasa terhebat adalah hal terindah untuk aktualisasi diri

Hitam putih kehidupan kami jadikan abu-abu
Menang jadi arang, kalah jadi abu bukan lagi suatu yang tabu
Hitam dan putih kami jadikan satu
Tak ada rasa ragu untuk melewati jalan yang berdebu

Berjuta kisah persahabatan
Berjuta kisah kasih
Berbohong dan berhianat
Melihat dan belajar
Berjuang dan jatuh
Tertawa dan terluka
Hingga Cinta dan dosa

Dan tiba saatnya hari ini kita berkumpul disini
Satu tekad, satu tujuan untuk menggapai puncak
Sebab ini adalah lembah dan bukit terakhir yang harus kita
taklukkan.
Hanya ada dua pilihan kawan…!!!
Tergelincir kejurang atau kita menggapai puncak…!
Satukan semangat yang selama ini menggelora di jiwamu kawan
Hingga saatnya tiba moment yang paling indah yang kita nantikan
Dimana Rasa haru telah mengalahkan ego
Puncak itu menunggu kita untuk proklamasikan kemenangan.

Rahmatullah Andi Arno / Makassar, 6 februari 2014

Senin, 27 Januari 2014

Agen perubahan “katanya”


Sebuah predikat yang di sandangkan pada pundak kalian.
Akankah kalian takut pada kematian.
Sebab kalian adalah kaum pada garda terdepan.
Untuk  sebuah perubahan.

Apakah kalian tidak malu dengan predikat kalian.
Kalian teriakkan kebersamaan .
Sementara diwaktu yang sama, kalian nodai dengan aksi tawuran.
Kalian teriakkan persaudaraan.
Sementara diwaktu yang sama, saling membunuh diantara kalian.
Sungguh miris rasanya menyaksikan.

Tri dharma perguruan tinggi adalah edentitas kalian.
Tiga kebaikan yang harus kalian tunaikan.
Lantas kenapa kalian hilang kepekaaan.
Mendengar dan menyaksikan mereka mati kelaparan.
Apakah kalian terlalu kenyang hingga ketiduran,
dan tak mampu lagi bangun membuat perubahan.

Darah juang harus terus berkumandang.
Alam pun bersaksi, akan sebuah perjuangan.
Sebab rakyat butuh pencerahan, dari kelamnya dunia perpolitikan.
Dimanakah kalian agen perubahan.
Apakah kalian ikut pada arus pembodohan.
Sungguh miris rasanya mendengarkan.

Darah juang harus terus berkumandang.
Sebab kalian adalah agen perubahan.
Turun kejalan adalah sebuah keharusan,
Lantang meneriakkan kata perlawanan,
Jika janji manis mereka telah di dustakan.
Bergerak satukan langkah KRITIS, BERKARYA pada ZONA KEBAIKAN.

Rahmatullah Andi Arno/ Makassar, 14.01.14